HASIL KONSERVASI PADA KLENTENG BOEN TEK BIO
Berdasarkan pemaparan analisis yang
menghasilkan proses konservasi yang dapat dilakukan pada Klenteng Boen Tek Bio,
maka dapat ditarik kesimpulan berupa hasil konservasi tersebut adalah :
Kesimpulan
Kawasan Cina Benteng merupakan kawasan yang memiliki nilai
penting dalam perkembangan Kota Tangerang. Pada kawasan ini terdapat banyak
peninggalan sejarah dan budaya empat diantaranya merupakan Cagar Budaya (CB)
yang dilindungi oleh pemerintah, yaitu Klenteng Boen Tek Bio, Museum Heritage
Benteng, Masjid Jami’Kalipasir, Sungai Cisadane. Sedangkan untuk obyek wisata
Perdagangan dan Jasa, Wisata Kuliner, Tempat Pembuatan Kecap Siong Hin dan
permukiman kawasan cina benteng belum dijadikan Cagar Budaya. Upaya pengelolaan
dan pelestarian obyek wisata yang ada dikawasan ini belum semuanya baik,
meskipun obyek tersebut merupakan Cagar Budaya. Untuk pengembangan sebagai
kawasan wisata perlu ditetapkan upaya perlindungan dan pelestarian kawasan dan
obyek-obyek di dalamnya. Dalam studi ini diusulkan dengan konsep utama
pengembangan dibagi menjadi dua yaitu Konsep Makro dan Konsep Mikro.
Berdasarkan hasilnya terhadap aspek daya tarik dan
aksesibilitas dapat dinyatakan bahwa Kawasan Cina Benteng Kota Lama Tangerang
ini mempunyai potensi pengembangan wisata sejarah dalam kategori tinggi dan
sedang. Selain kawasan masih memiliki atmosfer dan kultur Chinese yang masih
terjaga, di dalamnya juga terdapat delapan lansekap sejarah yang potensial
untuk dikembangkan sebagai obyek wisata sejarah, yaitu Klenteng Boen Tek Bio,
Masjid Jami’Kalipasir, Museum Benteng Heritage, Permukiman Kawasan Cina
Benteng, Tempat Pembuatan Kecap Siong Hin, Wisata Kuliner Pasar Lama,
Perdagangan dan Jasa dan Sungai Cisadane.
Aspek penunjang wisata yang ada di Kota Tangerang juga cukup
berpotensi untuk mendukung kegiatan wisata sejarah dan budaya di Kawasan Cina
Benteng, seperti tersedianya fasilitas transportasi, fasilitas informasi dan
promosi, fasilitas pelayanan, serta potensi wisatawan. Hanya saja masih
terdapat kendala terkait dengan kondisi kepadatan jalan (kemacetan) dikarenakan
kurangnya lahan parkir, belum adanya program wisata khusus pada kawasan, serta
masih kurangnya promosi obyek wisata. Konsep pengembangan wisata sejarah dan
budaya yang diusulkan adalah Konsep Makro dan Konsep Mikro untuk mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman tentang keberadaan Kawasan Cina Benteng Kota Lama
Tangerang sebagai bagian penting dari perkembangan Kota Tangerang.
Berdasarkan
akses keluar masuk Kawasan Cina Benteng Kota Lama Tangerang, keberadaan
lansekap sejarah, kondisi sirkulasi, transportasi, serta efisiensi waktu maka
direncanakan jalur wisata dengan menggunakan akses keluar masuk kendaraan
bermotor menuju Kawasan Cina Benteng Kota Lama Tangerang ditata dan diatur
berdasarkan wktu penggunaan, terutama pada saat akhir minggu danhari-hari
diadakannya festival harus dilakukan pembatasan kendaraan pribadi. Untuk jalur
angkutan umum diarahkan memanfaatkan jalur-jalur disisi luar kawasan, seperti
jalan disisi Sungai Cisadane. Jalur-jalur pejalan kaki ditata dan ditingkatkan
kualitasnya sehinga mendorong pengunjung untuk mau berjalan kaki menjelajahi
kawasan ini.
Untuk pengembangan kawasan sebagai kawasan wisata perlu
dilakukan tindakan pelestarian lansekap dan obyeknya secara konsisten sesuai
ketentuan, peningkatan daya tarik kawasan tanpa merubah karakter aslinya,
penyediaan fasilitas interpretasi yang memadai, serta meningkatkan pelayanan
dan fasilitas penunjang wisata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar