Arsitektur Bioklematik (PT. Dahana Subang)
PT
Dahana adalah perusahaan BUMN yang bergerak dalam industri bahan peledak atau energetic
material yang telah berdiri sejak 1966 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Sejak
1999, PT Dahana memindahkan semua fasilitasnya ke area yang lebih luas
di sebelah Timur Kabupaten Subang, tepatnya Jalan Raya Subang – Cikamurang
KM 12, Kecamatan Cibogo. Sejak awal pemindahan, tahap perencanaan, hingga pembangunannya,
seluruh kawasan industri seluas + 600 Ha, yang dinamakan Energetic Material
Center dirancang dengan konsep ramah lingkungan, selaras dengan Konsep
Berkelanjutan, termasuk bangunan kantor untuk kebutuhan manajemen
perusahaan
Lahan
kawasan EMC (Energetic Material Center) PT Dahana yang seluas 6oo Ha ini
hanya 30% digunakan untuk seluruh bangunan, termasuk Gedung KAMPUS di samping sarana
pabrik, power plant house, water treatment facility,
perumahan, dan sarana pendukung lainnya. Gedung KAMPUS berada paling depan
sebagai pintu gerbang memasuki area kawasan EMC. Luas bangunannya adalah 5108
m2 yang terdiri dari enam masa bangunan dengan lima bangunan dua lantai untuk
fungsi kantor dikonfigurasikan kluster-melingkar dengan bangunan gedung
serbaguna berada di tengah sebagai pusat lingkaran Gedung KAMPUS PT Dahana
Subang adalah bangunan baru yang telah mendapatkan Sertifikat GREENSHIP dengan
peroleh nilai Platinum, serta satu-satunya, hingga saat ini, peringkat
tertinggi yang dapat dicapai oleh bangunan di Indonesia.
Ø Kategori GREENSHIP Perilaku Desain
Gedung KAMPUS :
1. ASD
– Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development)
·
Area proyek memiliki lansekap yang cukup
luas + 40%.
·
Terdapat parkir sepeda dan 4 buah shower.
2. EEC
– Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiensi and Conservation)
·
Menggunakan sensor gerak dan lux sensor
dan lampu hemat energi
·
Tidak menggunakan AC pada toilet,
koridor dan lobby lift
·
Memanfaatkan natural lighting pada
>30% area kerja
3. WAC
– Konservasi Air (Water Conservation)
·
Sumber air utama dari air sungai
·
Terdapat penampungan air hujan dengan
daya tampung 100% air hujan yang jatuh di atap.
·
Menggunakan > 75% sanitair yang
efisien (hemat air)
·
Sistem irigasi menggunakan drip sistem
untuk mengurangi pemakaian air.
4. MRC
– Sumber dan Siklus Material (Materials Resources and Cycle)
·
Material bersertifikat ISO 14001 >30%
·
Material moduler >30%
·
Tidak menggunakan material perusak Ozone
5. IHC
– Kesehatan dan Kenyaman dalam Ruang (Indoor Health and Comfort)
·
Memasang sensor CO2 pada area dengan
kepadatan tinggi (ruang rapat, dll)
·
Menggunakan material yang tidak
membahayakan kesehatan
6. BEM
– Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management)
·
Terdapat instalasi pengolahan sampah
organik di lokasi proyek
Ø Fungsi
Tiap Bangunan :
Bangunan 1 adalah
Kantor Sekretariat, Bangunan 2 adalah Kantor PPL, Bangunan 3 adalah Kantor
Direksi, Bangunan 4 adalah Kantor Keuangan, dan Bangunan 5 adalah Kantor EMC. Sementara
bangunan di tengah adalah Gedung Serbaguna Sementara bentuknya yang unik, seperti
juring lingkaran yang seolah muncul dari permukaan tanah dengan atap hijau (green
roof) merupakan usaha mengatasi iklim mikro setempat yang relatif panas.
Atap hijau dapat meredam panas siang hari agar tidak merambat ke dalam
bangunan. Namun, di samping itu, atap hijau mempunyai kemampuan menyerap air
hujan yang kemudian akan dialirkan ke saluran penampungan sehingga dapat
dimanfaatkan (water harvesting) untuk keperluan menyiram tanaman, flushing
toilet, water colling tower system untuk AC, dll.
Ø Pemanfaatan Cahaya Matahari pada
Bangunan
Bangunan kantor Gedung
KAMPUS tidak didesain menjadi satu massa bangunan seperti layaknya bangunan
kantor kebanyakan, tetapi didesain terpisah menjadi beberapa massa bangunan.
Putusan desain ini merupakan antisipasi terhadap lintasan matahari dan kondisi
lingkungan yang lapang dan terbuka sehingga cahaya siang mudah didapatkan untuk
didistribusikan ke seluruh area kerja. Proporsi sangat ramping massa bangunan
tipikal mempunyai ukuran (14x32) meter. Tinggi bangunan hanya terdiri dari dua
lantai dengan ketinggian plafon masing-masing 3 meter. Desain jendela yang
diterapkan Gedung KAMPUS demi mendapatkan distribusi cahaya siang secara
maksimal adalah dengan membuat bukaannya yang sangat lebar. Bidang dinding
depan dan belakang bangunan (pada sisi memanjangnya) sepenuhnya berupa jendela
kaca.
Ø Saran
Dengan deskripsi, kajian, dan hasil
penelitian ini, maka dapat dirumuskan rekomendasi bagi para perancang berikut:
1. Desain
Pencahayaan Siang adalah penerapan Konsep Berkelanjutan yang mudah dan murah
sehingga sudah seharusnya para arsitek dan desainer interior melakukan pendekatan desain ekologis
dalam setiap praktik perancangannya.
sehingga sudah seharusnya para arsitek dan desainer interior melakukan pendekatan desain ekologis
dalam setiap praktik perancangannya.
2. Penerapan
Pencahayaan Siang hanya salah usaha pendekatan desain, namun kemudian, desain
keseluruhan elemen bangunan dapat dikembangkan dalam menerapkan prinsip Bangunan
Berkelanjutan lainnya secara simultan.
keseluruhan elemen bangunan dapat dikembangkan dalam menerapkan prinsip Bangunan
Berkelanjutan lainnya secara simultan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar