Laman

Minggu, 08 Januari 2017

TUGAS ARSITEKTUR & LINGKUNGAN #2

Arsitektur Bioklematik (PT. Dahana Subang)





Hasil gambar untuk PT. DAHANA






PT Dahana adalah perusahaan BUMN yang bergerak dalam industri bahan peledak atau energetic material yang telah berdiri sejak 1966 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Sejak 1999, PT Dahana memindahkan semua fasilitasnya ke area yang lebih luas di sebelah Timur Kabupaten Subang, tepatnya Jalan Raya Subang – Cikamurang KM 12, Kecamatan Cibogo. Sejak awal pemindahan, tahap perencanaan, hingga pembangunannya, seluruh kawasan industri seluas + 600 Ha, yang dinamakan Energetic Material Center dirancang dengan konsep ramah lingkungan, selaras dengan Konsep Berkelanjutan, termasuk bangunan kantor untuk kebutuhan manajemen perusahaan

Lahan kawasan EMC (Energetic Material Center) PT Dahana yang seluas 6oo Ha ini hanya 30% digunakan untuk seluruh bangunan, termasuk Gedung KAMPUS di samping sarana pabrik, power plant house, water treatment facility, perumahan, dan sarana pendukung lainnya. Gedung KAMPUS berada paling depan sebagai pintu gerbang memasuki area kawasan EMC. Luas bangunannya adalah 5108 m2 yang terdiri dari enam masa bangunan dengan lima bangunan dua lantai untuk fungsi kantor dikonfigurasikan kluster-melingkar dengan bangunan gedung serbaguna berada di tengah sebagai pusat lingkaran Gedung KAMPUS PT Dahana Subang adalah bangunan baru yang telah mendapatkan Sertifikat GREENSHIP dengan peroleh nilai Platinum, serta satu-satunya, hingga saat ini, peringkat tertinggi yang dapat dicapai oleh bangunan di Indonesia.
Hasil gambar untuk arsitektur pt dahana  Hasil gambar untuk PT. DAHANA


Ø  Kategori GREENSHIP Perilaku Desain Gedung KAMPUS :

          1.      ASD – Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development)
·         Area proyek memiliki lansekap yang cukup luas + 40%.
·         Terdapat parkir sepeda dan 4 buah shower.
          2.      EEC – Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiensi and Conservation)
·         Menggunakan sensor gerak dan lux sensor dan lampu hemat energi
·         Tidak menggunakan AC pada toilet, koridor dan lobby lift
·         Memanfaatkan natural lighting pada >30% area kerja
          3.      WAC – Konservasi Air (Water Conservation)
·         Sumber air utama dari air sungai
·         Terdapat penampungan air hujan dengan daya tampung 100% air hujan yang jatuh di atap.
·         Menggunakan > 75% sanitair yang efisien (hemat air)
·         Sistem irigasi menggunakan drip sistem untuk mengurangi pemakaian air.
          4.      MRC – Sumber dan Siklus Material (Materials Resources and Cycle)
·         Material bersertifikat ISO 14001 >30%
·         Material moduler >30%
·         Tidak menggunakan material perusak Ozone
          5.      IHC – Kesehatan dan Kenyaman dalam Ruang (Indoor Health and Comfort)
·         Memasang sensor CO2 pada area dengan kepadatan tinggi (ruang rapat, dll)
·         Menggunakan material yang tidak membahayakan kesehatan
          6.      BEM – Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management)
·         Terdapat instalasi pengolahan sampah organik di lokasi proyek

Ø  Fungsi Tiap Bangunan :

Bangunan 1 adalah Kantor Sekretariat, Bangunan 2 adalah Kantor PPL, Bangunan 3 adalah Kantor Direksi, Bangunan 4 adalah Kantor Keuangan, dan Bangunan 5 adalah Kantor EMC. Sementara bangunan di tengah adalah Gedung Serbaguna Sementara bentuknya yang unik, seperti juring lingkaran yang seolah muncul dari permukaan tanah dengan atap hijau (green roof) merupakan usaha mengatasi iklim mikro setempat yang relatif panas. Atap hijau dapat meredam panas siang hari agar tidak merambat ke dalam bangunan. Namun, di samping itu, atap hijau mempunyai kemampuan menyerap air hujan yang kemudian akan dialirkan ke saluran penampungan sehingga dapat dimanfaatkan (water harvesting) untuk keperluan menyiram tanaman, flushing toilet, water colling tower system untuk AC, dll.


Ø  Pemanfaatan Cahaya Matahari pada Bangunan

Bangunan kantor Gedung KAMPUS tidak didesain menjadi satu massa bangunan seperti layaknya bangunan kantor kebanyakan, tetapi didesain terpisah menjadi beberapa massa bangunan. Putusan desain ini merupakan antisipasi terhadap lintasan matahari dan kondisi lingkungan yang lapang dan terbuka sehingga cahaya siang mudah didapatkan untuk didistribusikan ke seluruh area kerja. Proporsi sangat ramping massa bangunan tipikal mempunyai ukuran (14x32) meter. Tinggi bangunan hanya terdiri dari dua lantai dengan ketinggian plafon masing-masing 3 meter. Desain jendela yang diterapkan Gedung KAMPUS demi mendapatkan distribusi cahaya siang secara maksimal adalah dengan membuat bukaannya yang sangat lebar. Bidang dinding depan dan belakang bangunan (pada sisi memanjangnya) sepenuhnya berupa jendela kaca.

Ø  Saran

Dengan deskripsi, kajian, dan hasil penelitian ini, maka dapat dirumuskan rekomendasi bagi para perancang berikut:
           1.      Desain Pencahayaan Siang adalah penerapan Konsep Berkelanjutan yang mudah dan murah  
           sehingga sudah seharusnya para arsitek dan desainer interior melakukan pendekatan desain ekologis
           dalam setiap praktik perancangannya.
           2.      Penerapan Pencahayaan Siang hanya salah usaha pendekatan desain, namun kemudian, desain
           keseluruhan elemen bangunan dapat dikembangkan dalam menerapkan prinsip Bangunan
           Berkelanjutan lainnya secara simultan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar