Masdar, Kota Canggih di Abu Dhabi
yang Tak Pernah Selesai
Abu Dhabi - Lahir dari keprihatinan akan
perubahan iklim, Abu Dhabi membuat Kota Masdar yang ramah lingkungan. Walau
hampir jadi, tapi pembangunannya tak pernah selesai.
Perusahaan Uni Emirat Arab yang bernama Masdar membuat sebuah kota yang ramah lingkungan. Dilansir detik Travel dari situs resminya, Jumat (30/9/2016) ide itu pun diimplementasikan dalam Kota Masdar yang dibangun pada tahun 2006 silam hingga kini.
Sebagai kota ramah lingkungan, Masdar pun dibangun dengan prinsip 100% hijau dan bebas dari emisi karbon. Menggunakan DP awal sebesar USD 22 miliar atau sekitar Rp 285 triliun, pembangunan pun mulai dilakukan.
Perusahaan Uni Emirat Arab yang bernama Masdar membuat sebuah kota yang ramah lingkungan. Dilansir detik Travel dari situs resminya, Jumat (30/9/2016) ide itu pun diimplementasikan dalam Kota Masdar yang dibangun pada tahun 2006 silam hingga kini.
Sebagai kota ramah lingkungan, Masdar pun dibangun dengan prinsip 100% hijau dan bebas dari emisi karbon. Menggunakan DP awal sebesar USD 22 miliar atau sekitar Rp 285 triliun, pembangunan pun mulai dilakukan.
Untuk menciptakan sebuah kota ramah
lingkungan yang sejati tentu bukan hal mudah. Banyak inovasi yang harus
dikembangkan, mulai dari desain bangunan, alat transportasi, hingga sumber
energy yang harus bisa diperbaharui. Seperti apa inovasi tersebut?
Dari segi bangunan, kota yang
pertama kali dibangun kota ini terlihat tetap mempertahankan teknik arsitektur
Arab kuno yang digabungkan dengan teknologi modern. Institut Masdar adalah
salah satu contoh bangunan yang sudah berdiri. Tembok bangunannya terbuat dari
tanah liat yang dibentuk menyerupai terakkota dengan kisi-kisi bergelombang.
Menurut biro arsitek Foster anda
Partners dari Inggris, tanah liat segaja dipilih untuk mengurangi emisi karbon.
Namun, struktur utama bangunan tetap menggunkan beton. Disinilah letak
perpaduan desain bangunan kuno dengan teknologi modern yang bersahabat dengan
lingkungan.
Hingga saat ini, setidaknya telah
berdiri sekitar 5 bangunan utama di kota Masdar, yakni Siemens Building,
International Renewable Energy Agency and Masdar, Incubator Building, Masdar
Institute Campus, dan Multi-Use Hall. Setiap bangunan itu tentunya
dibangun sesuai prinsip-prinsip ekologis dan mengggunakan teknologi yang
“bersih”. Salah satunya dengan memanfaatkan tenaga matahari.
Rencananya sejumlah bangunan itu akan dipergunakan sebagai wadah dari sekitar 1.500 bisnis yang ramah lingkungan.
Rencananya sejumlah bangunan itu akan dipergunakan sebagai wadah dari sekitar 1.500 bisnis yang ramah lingkungan.
Kota
Masdar direncanakan ramah lingkungan 100% (masdar.ae)
|
Menariknya, operator Kota Masdar
juga membuat sebuah teknologi ramah lingkungan yang dapat mengubah udara panas
dari gurun menjadi udara sejuk. Fungsinya adalah untuk mendinginkan temperatur
Masdar hingga 20 derajat celcius, atau lebih dingin dari temperatur Abu Dhabi
pada umumnya.
Tapi tidak hanya ramah lingkungan secara energi, moda transportasi yang ada di Masdar juga dibuat 100% ramah lingkungan. Caranya adalah dengan membuat kendaraan tenaga listrik yang disebut Personal Rapid Transit atau PRT.
Keberadaan PRT pun dapat ditemui di berbagai sudut Kota Masdar, ibaratnya sebuah sepeda sewaan yang dapat dipakai oleh siapa saja secara cuma-cuma. Namun bagi traveler yang membawa sepeda juga diperbolehkan, selama tidak menggunakan kendaraan berbahan bakar bensin.
Yang lebih kerennya, Masdar juga dilengkapi dengan sistem sensor. Fungsinya adalah untuk mengurangi pemakaian air dan energi untuk cahaya hingga 50%. Jadi tidak ada yang terbuang percuma.
Tapi tidak hanya ramah lingkungan secara energi, moda transportasi yang ada di Masdar juga dibuat 100% ramah lingkungan. Caranya adalah dengan membuat kendaraan tenaga listrik yang disebut Personal Rapid Transit atau PRT.
Keberadaan PRT pun dapat ditemui di berbagai sudut Kota Masdar, ibaratnya sebuah sepeda sewaan yang dapat dipakai oleh siapa saja secara cuma-cuma. Namun bagi traveler yang membawa sepeda juga diperbolehkan, selama tidak menggunakan kendaraan berbahan bakar bensin.
Yang lebih kerennya, Masdar juga dilengkapi dengan sistem sensor. Fungsinya adalah untuk mengurangi pemakaian air dan energi untuk cahaya hingga 50%. Jadi tidak ada yang terbuang percuma.
Kendaraan
di Masdar yang bertenaga listrik (masdar.ae)
|
Secara teknis Kota Masdar dibuat untuk sekitar 50 ribu
pekerja yang hidup di dalamnya. Termasuk juga 50 ribu orang yang berasal dari
area di sekitarnya. Kekurangannya hanya satu, kota itu tidak pernah selesai
dibangun.
Padahal awalnya pembangunan Masdar direncanakan akan rampung pada tahun 2016. Tapi karena krisis moneter yang sempat mendera, penyelesaian projek tersebut jadi molor hingga tahun 2030.
Hingga hari ini, baru 5% dari konsep awal Masdar yang telah rampung. Bukannya menjadi kota ramah lingkungan, Masdar malah menjadi kota hantu yang sepi. Semoga saja kota ramah lingkungan ini bisa segera rampung. (fay/fay)
Padahal awalnya pembangunan Masdar direncanakan akan rampung pada tahun 2016. Tapi karena krisis moneter yang sempat mendera, penyelesaian projek tersebut jadi molor hingga tahun 2030.
Hingga hari ini, baru 5% dari konsep awal Masdar yang telah rampung. Bukannya menjadi kota ramah lingkungan, Masdar malah menjadi kota hantu yang sepi. Semoga saja kota ramah lingkungan ini bisa segera rampung. (fay/fay)
Ø Sumber berita
:
http://travel.detik.com/read/2016/09/30/072100/3310186/1520/masdar-kota-canggih-di-abu-dhabi-yang-tak-pernah-selesai
Ø Rangkuman :
Masdar,
salah satu kota yang berada di Abu Dhabi rencananya dibangun dari kesadaran
manusia akan kehidupan berupa alam dan lingkungan. Pemerintah Abu Dhabi
mendirikan kota Masdar sebagai kota yang 100% bebas dari polusi dan bahan
karbon. Dengan membuat segala aspek tatanan kota berupa gedung kantor,
pemerintahan, pertokoan, kendaraan, dan lain sebagainyapun dibuat berdasarkan
prinsip 100% hijau tanpa emisi karbon dan tidak lepas dari arsitektur Arab yang
kental.
Menariknya,
mereka juga membuat teknologi ramah lingkungan yang dapat mengubah udara panas
gurun menjadi udara sejuk. Kota mereka juga dilengkapi dengan system sensor
yang berfungsi untuk mengurangi pemakaian air serta energi lainnya hingga 50% yang
akan di pakai oleh masyarakat disana sehari-harinya. Jadi tak ada yang dibuang
percuma, semua telah diatur oleh sensor.
Bicara
masalah ramah lingkungan, kendaraan salah satu penyebab utama yang memproduksi
gas karbon. Dengan itu, Kota Masdar juga menyediakan kendaraan 100% ramah
lingkungan, yang mereka kenal dengan nama Personal Rapid Transit (PRT). PRT
yang berada di tiap sudut kota ini dirancang dengan menggunakan tenaga listrik dan
dapat digunakan bagi siapa saja masyarakat Kota Masdar atau traveler lainnya
secara cuma-cuma. Bagi mereka yang mmenggunakan sepeda juga diperbolehkan, asal
bukan kendaraan yang berbahan bakar bensin.
Kota
Masdar sendiri dirancang untuk sekitar 50 ribu pekerja yang hidup di dalamnya,
termasuk penduduk yang tinggal di area sekitarnya pun masih terdapat
kekurangan. Kota ini belum pernah selesai dibangun. Sejak awal pembangunan di
tahun 2006 dengan modal awal sebesar
USD 22 miliar atau sekitar Rp 285 triliun, pembangunan pun mulai dilakukan.
Awalnya pembangunan Masdar akan selesai pada tahun 2016, tapi karena masalah
moneter, penyelesaian proyek diperkirakan akan molor sampai tahun 2030. Sampai
sekarangpun Kota Masdar masih sepi dari keramaian masyarakat.
Ø Pendapat :
Menurut saya tidak masalah akibat
kemoloran pembangunan Masdar. Karena pada akhirnya kota yang super canggih ini bisa
menjadi titik awal bagi kota lainnya di dunia untuk dirancang sebagai kota yang
ramah lingkungan, penuh kehijauan dan bebas dari karbon dan gas-gas berbahaya
lainnya.
Walaupun
Kota Masdar merupakan kota metropolis bebas polusi pertama di dunia. Lingkungan
di sana bebas dari mobil, sampah dan gedung pencakar langit. Serta tidak
meninggalkan gaya–gaya arsitek arab dari kota itu. Kota ini tetap
mempertahankan gaya kuno arabnya yang dibangun dengan teknologi modern. Dengan
desain terakkota yang bergelombang yang terbuat dari tanah liat. Penggunaan
tanah liat itu sendiri adalah dimaksudkan untuk mengurangi emisi karbon. Walau
struktur dari keseluruhan bangunan memang dari beton. Hal ini pun bisa menjadi
daya tarik bagi traveler dan pelancong lain untuk merasakan keindahan
arsitekturnya juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar