Laman

Minggu, 08 Januari 2017

TUGAS ARSITEKTUR & LINGKUNGAN #1



Masdar, Kota Canggih di Abu Dhabi yang Tak Pernah Selesai Hasil gambar untuk kota masdar 


Abu Dhabi - Lahir dari keprihatinan akan perubahan iklim, Abu Dhabi membuat Kota Masdar yang ramah lingkungan. Walau hampir jadi, tapi pembangunannya tak pernah selesai.

Perusahaan Uni Emirat Arab yang bernama Masdar membuat sebuah kota yang ramah lingkungan. Dilansir detik Travel dari situs resminya, Jumat (30/9/2016) ide itu pun diimplementasikan dalam Kota Masdar yang dibangun pada tahun 2006 silam hingga kini.

Sebagai kota ramah lingkungan, Masdar pun dibangun dengan prinsip 100% hijau dan bebas dari emisi karbon. Menggunakan DP awal sebesar USD 22 miliar atau sekitar Rp 285 triliun, pembangunan pun mulai dilakukan.

Untuk menciptakan sebuah kota ramah lingkungan yang sejati tentu bukan hal mudah. Banyak inovasi yang harus dikembangkan, mulai dari desain bangunan, alat transportasi, hingga sumber energy yang harus bisa diperbaharui. Seperti apa inovasi tersebut?

Dari segi bangunan, kota yang pertama kali dibangun kota ini terlihat tetap mempertahankan teknik arsitektur Arab kuno yang digabungkan dengan teknologi modern. Institut Masdar adalah salah satu contoh bangunan yang sudah berdiri. Tembok bangunannya terbuat dari tanah liat yang dibentuk menyerupai terakkota dengan kisi-kisi bergelombang.

Menurut biro arsitek Foster anda Partners dari Inggris, tanah liat segaja dipilih untuk mengurangi emisi karbon. Namun, struktur utama bangunan tetap menggunkan beton. Disinilah letak perpaduan desain bangunan kuno dengan teknologi modern yang bersahabat dengan lingkungan.

Hingga saat ini, setidaknya telah berdiri sekitar 5 bangunan utama di kota Masdar, yakni Siemens Building, International Renewable Energy Agency and Masdar, Incubator Building, Masdar Institute Campus, dan Multi-Use Hall. Setiap bangunan itu tentunya dibangun  sesuai prinsip-prinsip ekologis dan mengggunakan teknologi yang “bersih”. Salah satunya dengan memanfaatkan tenaga matahari.
Rencananya sejumlah bangunan itu akan dipergunakan sebagai wadah dari sekitar 1.500 bisnis yang ramah lingkungan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6FaXMyp37uapiY9yKscEazrm-2FM4W9dJSSZSgJpCu3_e1DMh3Ahf836UCxP8-DTtEbxtSHaDjIFXh4-lQNKhL8B5SP-pouvdrsiT1sXR8SHQBTEtE6UAgB-Z_qAFpnCq1srja_sHVYs/s1600/Masdar-Building-and-courtyard-of-the-Masdar-Institute-of-Science-and-Technology-in-Masdar-City-Abu-Dhabi-wikipedia.jpg

Kota Masdar direncanakan ramah lingkungan 100% (masdar.ae)


Menariknya, operator Kota Masdar juga membuat sebuah teknologi ramah lingkungan yang dapat mengubah udara panas dari gurun menjadi udara sejuk. Fungsinya adalah untuk mendinginkan temperatur Masdar hingga 20 derajat celcius, atau lebih dingin dari temperatur Abu Dhabi pada umumnya.

Tapi tidak hanya ramah lingkungan secara energi, moda transportasi yang ada di Masdar juga dibuat 100% ramah lingkungan. Caranya adalah dengan membuat kendaraan tenaga listrik yang disebut Personal Rapid Transit atau PRT.

Keberadaan PRT pun dapat ditemui di berbagai sudut Kota Masdar, ibaratnya sebuah sepeda sewaan yang dapat dipakai oleh siapa saja secara cuma-cuma. Namun bagi traveler yang membawa sepeda juga diperbolehkan, selama tidak menggunakan kendaraan berbahan bakar bensin.

Yang lebih kerennya, Masdar juga dilengkapi dengan sistem sensor. Fungsinya adalah untuk mengurangi pemakaian air dan energi untuk cahaya hingga 50%. Jadi tidak ada yang terbuang percuma.
Hasil gambar untuk kendaraan di kota masdar
Kendaraan di Masdar yang bertenaga listrik (masdar.ae)

 
Secara teknis Kota Masdar dibuat untuk sekitar 50 ribu pekerja yang hidup di dalamnya. Termasuk juga 50 ribu orang yang berasal dari area di sekitarnya. Kekurangannya hanya satu, kota itu tidak pernah selesai dibangun.

Padahal awalnya pembangunan Masdar direncanakan akan rampung pada tahun 2016. Tapi karena krisis moneter yang sempat mendera, penyelesaian projek tersebut jadi molor hingga tahun 2030.

Hingga hari ini, baru 5% dari konsep awal Masdar yang telah rampung. Bukannya menjadi kota ramah lingkungan, Masdar malah menjadi kota hantu yang sepi. Semoga saja kota ramah lingkungan ini bisa segera rampung. (fay/fay)

Ø  Sumber berita :
http://travel.detik.com/read/2016/09/30/072100/3310186/1520/masdar-kota-canggih-di-abu-dhabi-yang-tak-pernah-selesai



Ø  Rangkuman  :
Masdar, salah satu kota yang berada di Abu Dhabi rencananya dibangun dari kesadaran manusia akan kehidupan berupa alam dan lingkungan. Pemerintah Abu Dhabi mendirikan kota Masdar sebagai kota yang 100% bebas dari polusi dan bahan karbon. Dengan membuat segala aspek tatanan kota berupa gedung kantor, pemerintahan, pertokoan, kendaraan, dan lain sebagainyapun dibuat berdasarkan prinsip 100% hijau tanpa emisi karbon dan tidak lepas dari arsitektur Arab yang kental.
Menariknya, mereka juga membuat teknologi ramah lingkungan yang dapat mengubah udara panas gurun menjadi udara sejuk. Kota mereka juga dilengkapi dengan system sensor yang berfungsi untuk mengurangi pemakaian air serta energi lainnya hingga 50% yang akan di pakai oleh masyarakat disana sehari-harinya. Jadi tak ada yang dibuang percuma, semua telah diatur oleh sensor.



Bicara masalah ramah lingkungan, kendaraan salah satu penyebab utama yang memproduksi gas karbon. Dengan itu, Kota Masdar juga menyediakan kendaraan 100% ramah lingkungan, yang mereka kenal dengan nama Personal Rapid Transit (PRT). PRT yang berada di tiap sudut kota ini dirancang dengan menggunakan tenaga listrik dan dapat digunakan bagi siapa saja masyarakat Kota Masdar atau traveler lainnya secara cuma-cuma. Bagi mereka yang mmenggunakan sepeda juga diperbolehkan, asal bukan kendaraan yang berbahan bakar bensin.
Kota Masdar sendiri dirancang untuk sekitar 50 ribu pekerja yang hidup di dalamnya, termasuk penduduk yang tinggal di area sekitarnya pun masih terdapat kekurangan. Kota ini belum pernah selesai dibangun. Sejak awal pembangunan di tahun 2006 dengan modal awal sebesar USD 22 miliar atau sekitar Rp 285 triliun, pembangunan pun mulai dilakukan. Awalnya pembangunan Masdar akan selesai pada tahun 2016, tapi karena masalah moneter, penyelesaian proyek diperkirakan akan molor sampai tahun 2030. Sampai sekarangpun Kota Masdar masih sepi dari keramaian masyarakat.

Ø  Pendapat :
Menurut saya tidak masalah akibat kemoloran pembangunan Masdar. Karena pada akhirnya kota yang super canggih ini bisa menjadi titik awal bagi kota lainnya di dunia untuk dirancang sebagai kota yang ramah lingkungan, penuh kehijauan dan bebas dari karbon dan gas-gas berbahaya lainnya.
Walaupun Kota Masdar merupakan kota metropolis bebas polusi pertama di dunia. Lingkungan di sana bebas dari mobil, sampah dan gedung pencakar langit. Serta tidak meninggalkan gaya–gaya arsitek arab dari kota itu. Kota ini tetap mempertahankan gaya kuno arabnya yang dibangun dengan teknologi modern. Dengan desain terakkota yang bergelombang yang terbuat dari tanah liat. Penggunaan tanah liat itu sendiri adalah dimaksudkan untuk mengurangi emisi karbon. Walau struktur dari keseluruhan bangunan memang dari beton. Hal ini pun bisa menjadi daya tarik bagi traveler dan pelancong lain untuk merasakan keindahan arsitekturnya juga.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar