PERAN PARIWISATA DALAM KONSERVASI RUMAH TRADISIONAL
Sebagai bagian dari masyarakat global yang mengalami
perubahan, tentunya terjadi pula perubahan-perubahan dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat secara budaya. Demikian pula hal ini terjadi pada arsitektur
rumah tradisional yang bermetamorfosis dari tradisional ke modern baik desain
maupun teknologi serta bahan yang digunakan. Sebagaimana disebutkan di awal,
bahwa manusia cenderung berhasrat pada pengakuan status sosial yang lebih baik
dalam lingkungan binaan, penerapan arsitektur modern dianggap dapat mewakili
perkembangan dalam pencapaian kehidupan yang lebih baik. Sebagai akibat
masyarakat cenderung mengabaikan arsitektur tradisional dalam membangun rumah
tinggal. Terdapat beberapa alasan mengapa masyarakat meninggalkan arsitektur
tradisional dan beralih kepada arsitektur modern. Menurut Oliver (2006) hal ini
berkaitan dengan beberapa hal yang berhubungan dengan tantangan dan kesempatan
dalam konservasi arsitektur tradisional antara lain:
1) Teknologi
Konservasi rumah atau bangunan tradisional menjadi hal yang
rumit terutama dalam menjaga dan memelihara material yang digunakan. Mengingat
sebagian besar material bangunan dengan arsitektur tradisional menggunakan
bahan-bahan dari alam sehingga dalam pemanfaatannya memerlukan teknik yang baik
agar material yang digunakan dapat bertahan lebih lama baik dari kondisi alam
maupun dari segi waktu. Selain itu pada saat ini semakin berkurang juga
orang-orang yang menguasai teknologi arsitektur tradisional sehingga biasanya
rumah tinggal dengan desain tradisional hanya dimiliki oleh kalangan tertentu,
karena harus mendatangkan ahli dari tempat asal tentunya memerlukan biaya yang
tidak sedikit. Selain itu perkembangnya teknologi baik untuk bahan/material
dalam membangun rumah maka desain rumah tradisional yang cenderung rumit mulai
ditinggalkan dan diganti dengan material yang lebih praktis, murah, mudah
didapat serta tentunya lebih dianggap mengikuti dengan perkembangan zaman.
2) Budaya
Masalah konservasi rumah/bangunan tradisional tidak melulu
berhubungan dengan teknologi, tetapi juga bersinggungan dengan budaya itu
sendiri. Masyarakat yang cenderung berubah, seiring dengan berjalannya waktu,
budaya yang dimiliki untuk mempertahankan arsitektur tradisional pun menghilang.
Selain itu seringkali masyarakat menganggap bahwa arsitektur tradisional tidak
merepresentasikan sebuah kemajuan budaya. Namun ketika budaya yang menghilang
ini mulai mendapat pengakuan dalam hal ini melalui kepariwisataan misalnya,
beberapa mencoba melakukan konservasi bangunan/rumah tradisional tentunya dalam
perspektif dan implikasi budaya yang berbeda pula.
3) Pride and value
Konservasi sering juga menjadi simbol kebanggan dan nilai
bagi masa sekarang maupun masa yang akan datang terhadap sebuah budaya. Salah
satu contoh konservasi rumah tradisional yang bisa dinikmati adalah yang
terdapat pada Taman Mini Indonesia Indah, meskipun dalam banyak hal telah
menggunakan teknik dan bahan yang lebih modern. Borobodur merupakan salah satu
kebanggaan arsitektur yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia yang bisa dinikmati
melalui aktivitas keparwisataan.
Kepariwisataan, melalui berbagai macam bentuknya memegang
peranan penting dalam konservasi arsitektur tradisional, karena bagaimana pun
juga manifestasi dari budaya melalui arsitektur adalah untuk dinikmati secara
visual. Kondisi ini hanya bisa dinikmati dengan mengkonservasi dan melestarikan
tidak hanya budaya yang melatarbelakanginya tetapi juga keahlian (craftsmanship)
yang dimiliki sebagai bagian dari konservasi budaya itu sendiri. Selain itu
saat ini banyak bermunculan aktivitas pariwisata berbasis heritage, sebuah
aktivitas wisata yang diwujudkan dalam bentuk kunjungan pada lansekap, situs
bersejarah, bangunan, atau monumen tertentu (Timothy dan Boyd, 2003), yang
tentunya sangat berhubungan dengan arsitektur serta budaya yang
melatarbelakanginya.
Selain itu melalui aktivitas kepariwisataan, masyarakat juga
mendapatkan keuntungan secara ekonomi yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan
dalam melestarikan budaya [arsitektur] yang dimiliki sebagai artefak dari
budaya. Mewujudkan keuntangan dari pariwisata dengan memanfaatkan arsitektur
dapat dilakukan upaya konservasi budaya yang dapat dilakukan dengan beberapa
upaya antara lain (Oliver, 2006) :
a. Membongkar
dan membangun kembali bangunan;
Beberapa masyarakat dalam budaya tertentu merasa inferior
dan cenderung sensitif terhadap hunian tradisional mereka, sehingga cenderung
terjadi penolakan terhadap pengunjung. Membangun kembali hunian mereka dengan
bahan atau material yang lebih baik serta penggunaan teknologi yang lebih baik
akan membantu masyarakat dalam mempertahankan nila-nilai budaya yang mereka
miliki, tentunya pembangunan kembali hunian ini tidak mengesampingkan
arsitektur tradisional masyarakat tersebut.
b.
Rekonstruksi;
Beberapa arsitektur sejarah karena mengalami degradasi
akibat termakan usia, pengaruh iklim dan beberapa faktor lain akibat intervensi
aktivitas manusia, sehingga perlu dilakukan rekonstruksi bangunan. Namun
seringkali rekonstruksi ini tidak dilakukan secara akurat dan terdapat beberapa
kesalahan dalam interpretasi desain arsitekturnya. Salah satu contoh mudahnya
adalah rekonstruksi Candi Borobodur. Para ahli telah berhasil merekonstuksi
candi pada awal ditemukan hampir sebagian besar dalam keadaan rusak kembali
menjadi utuh meskipun dalam rekonstruksi beberapa bahan dan materialnya sudah
menggunakan teknologi yang ada pada masa sekarang
c. Memelihara
teknologi dan metode (craftmanship);
Seiring
dengan perkembangan zaman seringkali teknologi serta metode dalam membangun
bangunan dengan arsitektur tradisional menghilang oleh karena tidak
terpeliharanya atau hilangnya keahlian ini dari generasi tua ke generasi
sekarang. Peran berbagai pihak dalam melestarikan keahlian ini terutama dalam
memberikan wadah serta tempat untuk mengekspresikan budaya yang dimiliki akan
sangat besar pengaruhnya terhadap kelestarian budaya yang dimiliki oleh
masyarakat tertentu.
d. Pengakuan
dan penghormatan cara hidup masyarakat terhadap budaya yang dimiliki;
Dalam beberapa kasus tertentu, pengingkaran terhadap budaya
dan cara hidup masyarakat seringkali mengarahkan masyarakat kepada
komersialisasi budaya, sehingga banyak sekali bangunan dibuat tidak lagi
berdasarkan estetika tradisional tetapi demi tujuan ekonomis semata.
e. The
creation of an open-air museum;
Salah satu metode melestarikan arsitektur tradisional adalah
dengan mengembangkan sebuah kawasan yang luas dalam bentuk museum terbuka
dimana berbagai macam bentuk arsitektur tradisional dapat terpelihara dengan
baik.
Source
:
- Oliver,
Paul (2006) Built to Meet Needs: Cultural Issues in Vernacular Architecture,
Elsevier, Oxford
- Timothy,
D and Boyd, S. (2003). Heritage Tourism. Essex, Pearson Education imited.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar