Laman

Jumat, 10 Maret 2017

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN #2

CerPan (Cerpen Pancasila)
Memaknai Nilai Nilai Pancasila Pada Diskusi Perayaan Hari Kartini”


    1.      Ketuhanan yang maha esa
       Makna : Menuntut umat beragama dan kepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinan.

Tidak biasanya, beberapa bahkan semua murid di salah satu kelas di SMA 23 belum juga melangkahkan kakinya keluar kelas, mengingat jam pelajaran telah usai beberapa menit yang lalu. Nyatanya sang ketua kelas yang meminta mereka untuk tidak langsung pulang ketika jam pelajaran selesai, mereka diminta untuk memberikan pendapat pada diskusi untuk Perayaan Hari Kartini mendatang.

Suara riuh mereka perlahan surut ketika salah satu siswi yang dikenal sebagai ketua di kelas mereka melangkah kedepan kelas, tanda akan memulai diskusi siang itu. Semua mata tertuju padanya ketika ia berdeham seolah meminta perhatian dari semuanya.

Untuk diskusi kali ini saya sendiri yang akan memimpin. Sebelumnya perkenankan saya untuk memimpin doa menurut agama islam,”

Perlahan semua menundukan kepala, mempersilahkan ketua kelas memimpin doa mereka. Setelah selesai berdoa semua bibir bergerak menyebut kata ‘amin’. Sang ketua kelas kembali melanjutkan diskusi mereka.


    2.      Kemanusiaan yang adil dan beradab
Makna : Tidak membeda-bedakan suku, keturunan, agama dan kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.

Oke langsung saja kita mulai diskusi untuk Perayaan Kartini siang ini.”

Seperti yang kalian tahu, saya mengumpulkan kalian semua siang ini untuk membahas konsep Perayaan Kartini yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 April mendatang.”

Seperti konsep perayaan ditahun-tahun sebelumnya, tiap kelas wajib berpakaian adat daerah dan memilih pasangan untuk menjadi maskot kelas. Dan kelas kita kebetulan ditunjuk untuk memakai pakaian adat suku batak untuk pasangan maskot kelas.”

Tapi yang berbeda dari tahun sebelumnya, kali ini guru meminta kita untuk tidak memakai pakaian adat dari daerah kita sendiri, melainkan penentuan pakaian adat dari hasil kocokan ini.” lanjutnya sambil mengangkat gelas berisi gulungan kertas yang mereka anggap akan menjadi penentu pakaian adat apa yang akan mereka kenakan di perayaan itu.

Kelas kembali riuh seperti sebelumnya. Mereka sedikit memperdebatkan tentang konsep baru itu pada siswa di dekatnya. Dari raut wajah mereka terlihat ada yang merasa setuju atau senang dengan konsep itu, ada pula yang sepertinya sedikit kurang setuju. Merasa suasana kembali ribut, ketua kelas kembali berdeham dan melanjutkan kembali ucapannya.

Saya harap kalian semua bisa menerima konsep baru ini. Karena saya rasa guru meminta cara ini agar kita lebih bisa adil dan mentolerir pakaian suku adat manapun yang akan kita gunakan di perayaan itu. Tidak melulu menggunakan pakaian adat kita sendiri. Bagaimana? Sampai di sini ada pertanyaan?”


    3.      Persatuan indonesia
Makna : Menumbuhkan sikap solider serta loyal terhadap sesama warga negara.

Salah satu murid yang duduk di paling belakang mengangkat tangannya, “Lalu bagaimana dengan maskot kelas? Kalau kita mendapat suku batak, siapa yang akan menjadi maskotnya? Martina?”

Semua melihat kearah Martina, siswi yang mereka kenal berasal dari Suku Batak. Merasa namanya terpanggil, siswi itu mengangkat alisnya bingung.

Aku? M.., aku tidak masalah kalau kalian semua mempercayai aku sebagai maskot kelas.”

Ketua kelas sedikit menyunggingkan  senyumnya. Ia pikir dengan Martina rela menjadi maskot kelas tanpa ada paksaan, ini berarti akan meringankan bebannya untuk tidak memaksa murid lain menjadi maskot. Karena tugas seorang maskot itu bukan hanya sekedar menjadi maskot untuk dipertontonkan kelas lain. Pasangan maskot dituntut harus bisa berjalan layaknya model, mengetahui seluk beluk daerah maskot masing-masing, serta pandai bernyanyi. Karena semua itu yang akan menjadi penilaian bagi maskot kelas mana yang terbaik. Bisa dikatakan perayaan ini seperti perayaan menentukan abang none SMA 23.

Oke bagaimana pendapat kalian? Bukankah martina sangat cocok menjadi maskot kelas kita tahun ini?”

Semua terlihat mengangguk setuju.

Iya menurutku Martina memang sangat cocok. Dia cantik, bisa bernyanyi. Selain itu Batak juga merupakan sukunya sendiri, kurasa ia sangat mengerti dengan budayanya.” sahut yang lain memberikan tanggapan. “Tapi yang jadi masalah, siapa yang akan menjadi pasangan Martina? Di sini hanya martina yang berasal dari suku batak.”


    4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Makna : Musyawarah untuk mufakat.

Semua nampak berpikir. Benar juga, di kelas hanya Martina yang berasal dari Suku Batak. Tidak ada siswa lain di kelas mereka yang berasal dari suku batak.

Tapi menurutku untuk menjadi maskot tidak perlu siswa yang berasal dari daerah suku yang diminta guru, asalkan memiliki wajah rupawan dan suara yang bagus, itu tidak akan menjadi masalah. Untuk masalah wawasannya tentang budaya daerah itu, ia bisa mempelajarinya sebelum hari perayaan.” Ujar seorang murid bernama Nisa

Kalau memiliki wajah rupawan dan pintar bernyanyi, sepertinya itu tertuju padamu!” sahut siswi berperawakan imut menimpali ucapan Nisa. Telunjuknya mengarah pada siswa yang duduk disebelahnya.

Apa? Aku?!”

Yang lain kembali melihat ke arah objek yang sama. Objek yang ditunjuk oleh siswi berperawakan imut tadi, Dandy. Dandy memang dikenal siswa yang mengikuti paduan suara untuk SMA mereka, selain itu wajah tampannya menjadi bagian plus untuk dirinya.

Kurasa dia benar. Kau lumayan cocok untuk menjadi maskot.” Ujar Nisa lagi

Tapi aku tidak punya pakaian Suku Batak.” timpal Dandy masih kurang setuju dengan pilihan teman-temannya padanya.

Untuk masalah itu tenang saja, saya sudah memikirkannya.” Semua kembali menaruh perhatian pada ketua kelas. “Saya berencana untuk menggunakan uang kas untuk membiayai pinjaman pakaian adat untuk maskot kelas. Bagaimana? Yang setuju Martina dan Dandy yang menjadi maskot kelas kita tahun ini tolong acungkan tangan!”

Tanpa ragu hampir semua murid mengangkat tangannya, terkecuali martina dan dandy yang ditunjuk menjadi maskot kelas mereka.

Nah, gimana, Dan? Semua sudah setuju untuk menjadikanmu sebagai maskot kami.” Tanya ketua kelas sekali lagi pada siswa bernama Dandy itu.

M.., yasudah kalau kalian memberikan kepercaayaan itu padaku. Tidak ada alasan lagi untukku menolak kepercayaan kalian.” Dandy menyunggingkan senyum disela ucapannya. Begitupun ketua kelas yang sangat puas dengan pilihan maskot kelas mereka.


    5.       Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Makna : Sikap adil terhadap sesame, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta menghormati hak-hak orang lain.

Oke kalau begitu, setelah ini kalian bisa langsung maju satu persatu untuk penentuan pakaian adat mana yang akan kalian kenakan untuk Perayaan Kartini nanti.”

Satu persatu dari mereka mulai berdiri dan maju kedepan mengambil pilihan untuk pakaian adat mereka, kecuali Martina dan Dandy. Dirasa semua sudah mengambil giliran, ketua kelas menyuruh mereka membuka kertas pilihan masing-masing dan menyebutkan pakaian daerah yang dipilih untuk dicatat di papan tulis.

Ketua! Boleh saya bertanya?” sahut salah seorang siswa tiba-tiba.

Ketua kelas mengalihkan perhatian padanya. Raut muka nya seolah berkata “Ya boleh silahkan!”

Saya mendapat pakaian adat Suku Minang. Saya rasa biaya peminjaman pakaian Adat Minang cukup mahal. Kalau diperkenankan, bolehkah saya menukarnya dengan pakaian adat lain?”

Ketua kelas nampak berpikir. Sulit juga kalau ada hal semacam ini. Haruskah ia memberikan keringanan dengan membolehkannya menukar pilihan siswa tersebut, atau memberikan pinjaman uang untuknya? Sepertinya pilihan pertama akan lebih masuk akal. Tapi sebelum ia kembali bersuara, salah satu siswa bernama Fadhli lebih dulu bersuara dibanding dirinya.

Kurasa aku bisa meminjamkan baju adat ku padamu. Aku memilikinya satu dirumah.”

Fadhli, ia murid di kelas mereka yang berasal dari Padang selain Shafly dan Eno.

Oh benarkah? Boleh aku meminjamnya?”

Fadhli mengangguk, “Ya tentu saja.”


Oke! Saya rasa diskusi ini cukup sampai disini. Semua keputusan sudah jelas. Mungkin besok saya, bendahara, dan sekretaris mulai bisa mencari pakaian adat untuk mascot kelas.” Ketua kelas kembali berucap. Ia menyudahi diskusinya dengan menutup dengan doa dan mengucapkan terima kasih atas perhatian dan partisipasi mereka selama diskusi berlangsung, lalu mempersilahkan mereka kembali pulang ke rumah masing-masing.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar