·
Nama
Bangunan Baru : Stasiun
Jakarta Kota
·
Nama
Bangunan Lama : Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur
·
Alamat
: Jl. Jakan Lada,
Pinangsia, Tamansari, Kota Jakarta Barat, 11110
Stasiun Kereta Api Jakarta Kota (Beos) adalah stasiun
kereta api berusia tua yang berada dalam kawasan di Kota Tua Jakarta. Stasiun
tua yang bersejarah ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat
Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 475 tahun 1993.
Mungkin hanya sedikit warga Jakarta yang tahu apa arti Beos, dan menurut artikel dalam wikipedia ada beberapa versi dalam mengartikan nama Beos, yakni sebagai berikut :
Mungkin hanya sedikit warga Jakarta yang tahu apa arti Beos, dan menurut artikel dalam wikipedia ada beberapa versi dalam mengartikan nama Beos, yakni sebagai berikut :
· Beos
kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai
Angkutan Kereta Api Batavia Timur), sebuah perusahaan swasta yang menghubungkan
Batavia dengan Kedunggedeh.
· Beos
berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan
Sekitarnya, dimana berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi
kereta api yang menghubungkan kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie
(Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam
(Karawang), dan lain-lain.
· Batavia
Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan. Nama ini muncul karena pada akhir
abad ke-19, Batavia sudah memiliki lebih dari dua stasiun kereta api. Satunya
adalah Batavia Noord (Batavia Utara) yang terletak di sebelah selatan Museum
Sejarah Jakarta sekarang. Batavia Noord pada awalnya merupakan milik perusahaan
kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg, dan merupakan terminus untuk jalur
Batavia-Buitenzorg. Pada tahun 1913 jalur Batavia-Buitenzorg ini dijual kepada
pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu
kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok belum termasuk gemeente Batavia. Stasiun
Kota (1929).
Batavia Zuid, awalnya dibangun sekitar tahun 1870, kemudian
ditutup pada tahun 1926 untuk renovasi menjadi bangunan yang kini ada. Selama
stasiun ini dibangun, kereta api-kereta api menggunakan stasiun Batavia Noord.
Sekitar 200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota
yang sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi
digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara
besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D.
de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931. Di balik kemegahan
stasiun ini, tersebutlah nama seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung 8 September
1882 yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels, lelaki yang menamatkan pendidikan
arsitekturnya di Delft dan mendirikan biro arsitektur Algemeen Ingenieur
Architectenbureau (AIA). Stasiun Beos merupakan karya besar Ghijsels, yang
dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara
struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional
setempat. Dengan balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan
sederhana meski bercita rasa tinggi. Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno,
kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju kecantikan.
Kriteria pemilihan bangunan konservasi berdasarkan kriteria
Benda Cagar Budaya UU No. 11 Tahun 2012, yakni :
1.
Berusia
50 tahun / lebih
2.
Mewakili
masa gaya paling singkat berusia 50 tahun
3.
Memiliki
arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahun, pendidikan, agama dan atau
kebudayaan
4.
Memiliki
nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.
Stasiun tua yang bersejarah ini sudah ditetapkan sebagai
cagar budaya melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 475
tahun 1993. dan sudah berumur 142 tahun.
Source
:
http://joearsitektur08part2.blogspot.com/2012/07/konservasi-arsitektur.html