KRITIK NORMATIF DENGAN METODE DOKTRINAL
Museum Louvre (Musée du Louvre) di Paris, Perancis,
adalah salah satu museum
terbesar dan paling terkenal di dunia. Gedungnya, bekas sebuah istana
bangsawan, terletak di pusat Perancis antara sungai Seine dan Rue de Rivoli. Lapangannya
kini terdapat piramida gelas Louvre. Sebagian dari istana tersebut dibuka
sebagai museum pada 8 November 1793, pada saat Revolusi
Perancis.
Bangunan museum terdiri dari 4 lantai, yaitu lower ground
floor, ground floor, first floor, dan second floor. Ada 8 kategori karya seni
di Louvre, yaitu :
1. Oriental antiquities
2. Egyptian antiquities
3. Greek
4. Etruscan and Roman antiquities
5. Islamic art
6. Sculture
7. Painting
8. Objects d’art and Graphics art
Ada tiga sayap (wing) bangunan , yaitu Denon, Sully, dan
Richeliu. Denon adalah yang paling banyak dikunjungi, karena di wing inilah
disimpan lukisan Mona Lisa yang sangat terkenal.
Bangunan museum Louvre mulai didirikan pada tahun 1190 M,
dan ditetapkan sebagai museum pada tahun 1793 (sebelumnya berfungsi sebagai
istana). Main entrance museum Louvre berbentuk pyramida dari kaca yang
terdapat di tengah ketiga sayap bangunan. Pyramida ini dibuat pada masa
Presiden Francois Mitterand, yang dibangun tahun 1984 – 1989. Arsitek Pyramida
adalah Ieoh Ming Pei. Tinggi pyramida 20,6 meter dan lebar sisinya 35 meter.
Museum ini memiliki keunggulan
serta kelemahan, seperti :
Keunggulan :
·
Merupakan salah satu Museum terbesar di dunia
·
Mix Design
·
Terdapat open space
·
Sirkulasinya terarah, terdapat 3 wing yaitu : Denon, Sully, dan
Richeliu
·
Piramida kaca digunakan sebagai main entrance
Kelemahan :
·
Terlalu luas, sehingga membuat lelah pengunjung
·
Adanya pertentangan di masyarakat mengenai desain main entrance
dan main building
Pembangunan pyramida yang bergaya futuristik ini sempat
mengundang kontroversi luas di masyarakat Perancis, karena dianggap tidak
sesuai dengan style bangunan Louvre yang antik. Kelompok yang menentang
pembangunan pyramida mengatakan bahwa proyek ini adalah ‘Pharaonic Complex’
dari Mitterand. Meskipun demikian pyramida tetap dibangun, dan pada akhirnya
menjadi kebanggaan orang Paris. Desain dari Pyramida yang bertolak belakangan
dengan desain awal bangunanlah yang menjadikan pertentangan. Desain bangunan
yang sebelumnya sangat detail dengan ornamen, kemudian diberi penambahan
bangunan modern yang minim detail dan bangunan inilah yang justru menjadi main
entrance dari Louvre Museum. Akan tetapi justru pembentukkan desain modern pada
Louvre Museum justru menjadi daya tarik sendiri. Kita dapat melihat perpaduan
antara dua style desain yang berbeda, namun tetap memiliki kesan unik dan
harmonis.
Detail dari Piramida
Kaca pada Louvre Museum hanya berupa susunan space frame yang strukturnya
diekspos. Bangunan ini juga memiliki Plaza yang dapat digunakan sebagai Open
Space, ruang terbuka yang dapat menjadi tempat bersosialisasi masyarakat Paris.
Tidak terdapat penghijauan sebagai pelembab suhu pada plaza ini, akan tetapi
diganti dengan penggunaan air sebagai elemen pelembab.
Desain Tangga memutar
yang unik dan dinamis
Main Entrance yang
berbentuk segitiga kaca dengan struktur space frame, memberikan pencahayaan
alami. Open space bagi masyrakat yang ingin bersosialisasi. Kolam berfungsi
untuk melembabkan udara di sekitar museum.
Source :
http://explorerguidebook.blogspot.com/2013/04/louvre-museum.html