Laman

Kamis, 22 November 2018

KRITIK NORMATIF ARSITEKTUR


KRITIK NORMATIF DENGAN METODE DOKTRINAL




Museum Louvre (Musée du Louvre) di Paris, Perancis, adalah salah satu museum terbesar dan paling terkenal di dunia. Gedungnya, bekas sebuah istana bangsawan, terletak di pusat Perancis antara sungai Seine dan Rue de Rivoli. Lapangannya kini terdapat piramida gelas Louvre. Sebagian dari istana tersebut dibuka sebagai museum pada 8 November 1793, pada saat Revolusi Perancis.

Bangunan museum terdiri dari 4 lantai, yaitu lower ground floor, ground floor, first floor, dan second floor. Ada 8 kategori karya seni di Louvre, yaitu :
1.      Oriental antiquities
2.      Egyptian antiquities
3.      Greek
4.      Etruscan and Roman antiquities
5.      Islamic art
6.      Sculture
7.      Painting
8.      Objects d’art and Graphics art 



Ada tiga sayap (wing) bangunan , yaitu Denon, Sully, dan Richeliu. Denon adalah yang paling banyak dikunjungi, karena di wing inilah disimpan lukisan Mona Lisa yang sangat terkenal.

Bangunan museum Louvre mulai didirikan pada tahun 1190 M, dan ditetapkan sebagai museum pada tahun 1793 (sebelumnya berfungsi sebagai istana). Main entrance museum Louvre berbentuk pyramida dari kaca yang terdapat di tengah ketiga sayap bangunan. Pyramida ini dibuat pada masa Presiden Francois Mitterand, yang dibangun tahun 1984 – 1989. Arsitek Pyramida adalah Ieoh Ming Pei. Tinggi pyramida 20,6 meter dan lebar sisinya 35 meter.

Museum ini memiliki keunggulan serta kelemahan, seperti :
Keunggulan :
·         Merupakan salah satu Museum terbesar di dunia
·         Mix Design
·         Terdapat open space
·         Sirkulasinya terarah, terdapat 3 wing yaitu : Denon, Sully, dan Richeliu
·         Piramida kaca digunakan sebagai main entrance

Kelemahan :
·         Terlalu luas, sehingga membuat lelah pengunjung
·         Adanya pertentangan di masyarakat mengenai desain main entrance dan main building

Pembangunan pyramida yang bergaya futuristik ini sempat mengundang kontroversi luas di masyarakat Perancis, karena dianggap tidak sesuai dengan style bangunan Louvre yang antik. Kelompok yang menentang pembangunan pyramida mengatakan bahwa proyek ini adalah ‘Pharaonic Complex’ dari Mitterand. Meskipun demikian pyramida tetap dibangun, dan pada akhirnya menjadi kebanggaan orang Paris. Desain dari Pyramida yang bertolak belakangan dengan desain awal bangunanlah yang menjadikan pertentangan. Desain bangunan yang sebelumnya sangat detail dengan ornamen, kemudian diberi penambahan bangunan modern yang minim detail dan bangunan inilah yang justru menjadi main entrance dari Louvre Museum. Akan tetapi justru pembentukkan desain modern pada Louvre Museum justru menjadi daya tarik sendiri. Kita dapat melihat perpaduan antara dua style desain yang berbeda, namun tetap memiliki kesan unik dan harmonis.

Detail dari Piramida Kaca pada Louvre Museum hanya berupa susunan space frame yang strukturnya diekspos. Bangunan ini juga memiliki Plaza yang dapat digunakan sebagai Open Space, ruang terbuka yang dapat menjadi tempat bersosialisasi masyarakat Paris. Tidak terdapat penghijauan sebagai pelembab suhu pada plaza ini, akan tetapi diganti dengan penggunaan air sebagai elemen pelembab.

 

Desain Tangga memutar yang unik dan dinamis

  
 
 
Main Entrance yang berbentuk segitiga kaca dengan struktur space frame, memberikan pencahayaan alami. Open space bagi masyrakat yang ingin bersosialisasi. Kolam berfungsi untuk melembabkan udara di sekitar museum.





Source :
http://explorerguidebook.blogspot.com/2013/04/louvre-museum.html